DelapanBelas kitab Parwa dalam Mahabharata disebut dengan Asta Dasa Parwa. Wana Parwa adalah Parwa yang ke-3 setelah Sabha Parwa. Kedelapan belas Parwa tersebut menjadi sumber ajaran susastra suci Hindu. Ada beberapa dari Parwa sudah dibahasa Jawa Kunokan pada masa berkuasanya Raja Dharmawangsa Teguh Ananta Wikrama Tungga Dewa dengan AstaDasa Parwa Mahabharata Mahābhārata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut Astadasaparwa. Rangkaian kitab menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah Mahābhārata, yakni semenjak kisah para leluhur Pandawa dan Korawa (Yayati, Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata) sampai kisah diterimanya Pandawa di surga. KitabAnusasanaparwa berisi kisah utama tentang penyerahan diri Yudistira kepada Bisma untuk menerima ajarannya (anusasana). Bisma mengajarkan tentang ajaran darma, arta, aturan tentang berbagai upacara, kewajiban seorang raja, dan sebagainya. Akhirnya, Bhisma meninggalkan dunia dengan tenang. bagianbagian asta dasa parwa : 1). adi parwa. 2). sabha parwa. 3). wana parwa. 4). wirata parwa. 5). udyoga parwa. 6). bhisma parwa. 7). drona parwa. 8). karna parwa. 9). salya parwa. 10). sauptika parwa. 11). stri parwa. 12). shanti parwa. 13). anusasana parwa. 14). asvamedhika parwa. 15). asrama parwa. 16). mausala parwa. 17). prasthanika parwa. 18). swargarohana parwa. Penjelasan: Kitabini terdiri dari delapan belas kitab, yang dinamakan dengan Astadasaparwa (asta = 8, dasa = 10, parwa = kitab). Namun, ada pula yang meyakini bahwa kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang semula terpencar-pencar, yang dikumpulkan semenjak abad ke 4 Sebelum Masehi. TeksAsta Dasa Parwa menyebutkan bahwa amerta air kehidupan berada di laut. Selanjutnya oleh para Dewa, amerta disembunyikan di sebuah gunung bernama Somaka Giri. Keberadaan amerta yang ada di gunung tampaknya mentradisi dalam kehidupan masyarakat di Pulau Dewata. 4LuXj. Adiparwa lontar WikipĆ©diaInggih punikaLontarMalakar sakingdon entalSorohItihasaGenah Kapustakaan Kantor DokumĆ©ntasi Budaya Bali, Sawan, Balai Bahasa Bali, Perpustakaan Kongres Amerika Serikat Wit negaraIndonĆ©siaPenyuratIda Pedanda Ketut OkaEditorPetrus Josephus ZoetmulderGenah pawedaranPidpid, Abang, KarangasemNganggĆ©n basaBasa KawiBerdasarkan padaAdiparwaKlasifikasi Gedong KirtyaItihasaLinggah3,7 cm3,9 cm3,4 cm3,2 cm3,5 cm Balai Bahasa BaliLantang53,4 cm46 cm67,5 cm31 cm25,5 cm Balai Bahasa BaliAkĆ©h lempir62 A, Sawan83 B, Sawan108 C, Sawan199 Kapustakaan Kantor DokumĆ©ntasi Budaya Bali44 Balai Bahasa BaliPangawasan otoritas Q99407879 Reasonator PetScan Scholia OpenStreetMap Piranti pagenah Deskripsi[uah] Bahasa Indonesia[uah] Adi parwa adalah salah satu bagian dari Asta Dasa parwa, parwa yang paling awal dari kisah Mahabharata. Adi Parwa yang menceritakan tentang nenek moyang keturunan Bharata, wafatnya Parikesit, upacara ular oleh Raja Janamejaya, hingga kisah para Pandawa dan Korawa ketika masih muda. Adi parwa adalah parwa pertama sebagai pengantar dari parwa-parwa yang lain. Bahasa Bali[uah] Adi Parwa inggih punika silih tunggil parwa saking Asta Dasa Parwa, pinaka parwa sane pinih ajeng ring Mahabrata. Adi Parwa nyritayang indik para dewata-dewati saking Bharata, sedanyane Sang Parikesit, Upacara ula olih Raja Janamejaya, miwah carita indik Pandawa miwah Korawa rikala kari anom. Adi Parwa wantah parwa kapertama sane pinaka pangenter ring parwa-parwa salanturnyane. Bahasa Inggris[uah] Adi parwa is a part of Asta Dasa parwa, the Mahabharata's first parwa. Adi Parwa, which speaks of the ancestors of Bharata's descendants, the death of Parikesit, King Janamejaya's snake worship, and the stories of the Pandawas and Kaurawas when they were young. Adi parwa is the first parwa introduced to the other parwas. Naskah[uah] [ 1 ][depan] įµ’om̐ᵒawighnamastunamaḄśāwidya,suŕyyawaį¹…Å›alawanį¹£omawaį¹…Å›a,saŋbudamakanakį¹£aŋpurora wa,ratuniŋprayaśasira,piį¹…giŕtaį¹…gālor,saŋpurorawamakastrisaŋṅuŕwwasi,įµ’uttāmaniŋwidyadari- pinakānakniratasaŋṅayu,makāstrisaŋpradhu,manakriŋsaŋnahuṣā,saŋnahuṣāmakānaksaŋkāŕmmada ,pinakānakniratasaŋyayati,saŋyayatisiratawistarakna,makāstririŋsaŋdewayani,įµ’anakyabhā [belakang] 33, jatakawruhā,neriį¹£arira,0įµ’itipaį¹£iwakraṇnā,į¹…a,śiwā,į¹…a,saŋśiniwi,krana,į¹…a,į¹…awtuhaŋhalaha yu,0įµ’apaįø„āˆ…tejabayu,įµ’a,įµ’u,ma,ᵒāpiyeįø„haį¹…in,bhrahmāwiį¹£nuįµ’iśwara,į¹…a. [belakang] Sabha Parwa Kitab SABHA PARWA merupakan Parwa kedua dari epos Mahabharata. Diambil dari kata sabha yang berarti pertemuan. Dalam sabha parwa ini terdapat cerita ketika Pandawa diberikan bagian tanah di hutan yang kemudian disana dibangun istana yang diberi nama Indraprastha. Diceritakan bahwa saat Korawa memenuhi undangan dari Pandawa dalam suatu upacara dalam istana Indrarastha, Duryodana dilucuti senjatanya, dan karena di istana itu banyak ilusi maka Duryodana mengira kolam itu adalah lantai dan ia pun terjatuh kekolam tersebut, Drupadipun tertawa melihat Duryodana yang terjatuh. Dari sana lah Duryodana menyimpan dendamnya terhadap Panca Pandawa dan Drupadi. Kemudian atas petunjuk adharma dari Sangkuni, Duryodana diminta untuk mengadakan sidang atau pertemuan yang melibatkan Duryodana dan Yudistira untuk berjudi. Yudistira sangat suka bermain dadu, jadi Sangkuni memanfaatkan kesempatan itu untuk menjebak Yudistira. Lalu diundanglah Panca Pandawa ke dalam istana Hastina. Setelah sampai, mereka disambut dengan baik dan kemudian diajak bermain dadu. Yudistira sebagai wakil Pandawa dan Duryodana sebagai wakil dari Korawa, namun yang bermain bukanlah Duryodana melainkan Sangkuni. Sangkuni dengan liciknya bermain menggunakan dadu yang terbuat dari tulang ayahnya. Dadu itu akan menuruti apapun yang diminta oleh Sangkuni. Untuk mengawali, Yudistira mempertaruhkan prajuritnya, tetapi pada akhirnya ia kalah. Lalu ia mempertaruhkan hartanya, ia juga kalah. Lalu satu persatu dari kerajaan hingga semua adik adiknya ia gunakan sebagai taruhan, namu ia tetap kalah. Hingga akhirnya ia mempertaruhlan dirinya sendiri. Namun apa daya, Yudistira tetap kalah. Untuk yang terakhir Yudistira ingin selesai namun Sangkuni ingin Yudistira tetap bermain. Yudistira pun akhirnya mau dan kemudian ia menggunakan Drupadi sebagai taruhannya, ia juga kalah dalam sesi ini. Duryodana lalu memerintahkan Dursasana untuk memanggil Drupadi untuk datng ke dalam ruang sidang. Dursasana lalu datang ke ruangan Drupadi dan memaksnya untuk datang, namun Drupadi menolak dan akhirnya Dursasna menyeret rambut Drupadi hingga sampai di ruang sidang. Melihat istrinya di perlakukan seperti itu, Bima Sena lalu bersumpah ia akan mematahkan tangannya Dursasana dan darahnya akan ia minum kemudian akan dipakainya untuk menyirami rambutnya Drupadi. Tetapi disana Bima sudah menjadi budak, karena itulah ia tidak bisa berbuat apa apa. Suara tangisan Drupadi memenuhi seisi ruangan para tetua seperti Raja Destrarastra, Bisma, Guru Drona dan yang lainnya tidak bis berkata apa apa. Disana Duryodana memanggil Drupadi untuk duduk di pahanya dan melayaninya, namun Drupadi menolak. Tentu saja Bima sangat marah, ia pun bersumpah akan merobek pahanya Duryodana. Tanpa merasa kasihan, Duryodana meminta agar Dursasana melucuti pakaiannya Drupadi. Dengan senang hati, Dursasana lalu melakukan seperti yang diperintahkan kakaknya. Drupadi tak bisa berbuat apa apa, sambil menangis ia pun memanggil nama " Sri Krisna". Dengan sangat ajaib sari dari Drupadi tidak habis habis,padahal sudah ditarik secara terus menerus oleh Dursasana. Drupadi telah dilindungi oleh Sri Krisna dari rasa malu. Dursasana pun lelah dan menyerah. Drupadi lalu menutup doanya kepada Sri Krisna. Karena Yudistira sudah kalah maka ia dan saudara saudaranya juga istrinya yaitu Drupadi, dihukum untuk pergi ke hutan untuk mengasingkan diri selama 12 tahun, dan memasuki penyamaran selama 1 tahun. Jika pada saat penyamaran mereka ketahuan maka mereka akan mengasingkan diri lagi kehutan selama 12 dan menyamar 1 tahun. Yudistira menerima hukuman itu dengan lapang dada. Demikian yang bisa saya jelaskan, semoga bermanfaat!!! 😊 JawabanAstadasaparwa adalah nama bagi delapan belas parwa Mahabharata, sebuah naskah wiracarita Hindu dari bagian asta dasa parwa membantu ā˜†maaf kalo salah - Kitab Mahabharata adalah salah satu karya besar dari India yang dianggap suci dan paling istimewa bagi pemeluk agama Hindu. Isinya menceritakan tentang perang antara Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan takhta Hastinapura. Kitab Mahabharata disusun oleh Vyasa Krisna Dwipayana di India pada sekitar 400 yang semula ditulis dalam bahasa Sanskerta ini kemudian disalin dalam berbagai bahasa. Di Indonesia, salinan dari berbagai bagian Kitab Mahabharata telah digubah dalam bentuk kakawin berbahasa Jawa Kuno oleh para pujangga ternama sejak akhir abad ke-10. Kitab Mahabharata juga diakui sebagai salah satu wiracarita terpanjang di dunia yang memiliki lebih dari sloka dengan sekitar 1,8 juta ini diperkirakan empat kali lebih panjang daripada Kitab Ramayana. Baca juga Kitab Ramayana Penulis, Isi, dan Kisahnya Pembagian dan isi Kitab Mahabharata Mahabharata merupakan kisah epik yang terbagi ke dalam 18 bagian yang disebut belas parwa ini dikenal dengan sebutan Astadasaparwa asta=8, dasa=10, parwa=kitab. Rangkaian parwa ini menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah Mahabharata, yaitu sejak kisah para leluhur Pandawa dan Kurawa, hingga diterimanya Pandawa di surga. Adapun pembagian dan isi Kitab Mahabharata adalah sebagai berikut. Uploaded byIDA BAGUS NGURAH YUDISTIRA K 0% found this document useful 0 votes480 views3 pagesCopyrightĀ© Ā© All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes480 views3 pagesRingkasan Asta Dasa ParwaUploaded byIDA BAGUS NGURAH YUDISTIRA K Full descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

jelaskan tentang asta dasa parwa